Senin, 17 Agustus 2015

Teknik Dasar Lempar Lembing



Teknik Dasar Lempar Lembing
Pada awalnya olahraga bercirikan gerakan manusia dan memiliki tujuan yang sangat jelas. Gerak manusia dalam olahraga dapat bercirikan keterampilan, pengerahan tenaga atau kemampuan secara optimal. Lempar lembing bercirikan kemampuan dan pengerahan tenaga yang optimal, karena seorang pelempar lembing harus mempunyai kekuatan dan kecepatan juga irama yang baik dari bagian-bagian gerakan tungkai, tubuh dan lengan. Untuk dapat menguasai gerakan-gerakan lempar lembing yang baik dan benar agar lemparannya yang optimal jauh, maka harus ditekuni malalui kegiatan belajar atau latihan secara terarah, terprogram dan ber- kesinambungan.
Jose Manuel Ballesteros mengatakan dasar lempar lembing: (a) lari awalan, (b) tahap transisi, (c) tahap akhir, (d) lemparan. Beberapa tahap dasar maka harus ada ciri yang dipunyai oleh seorang pelempar lembing adalah: (a) power, (b) koordinasi, (c) kecepatan. Pada lempar lembing tidak ditentukan oleh tinggi, dan berat badan atlet, terkecuali dari power dan kekuatan khusus lempar atlet. Berat lembing resmi untuk lomba membutuhkan kecepatan khusus dan kekuatan lempar pada otot-otot extensor kaki dan lengan yang utamanya pada otot-otot torso.Hal ini perlu lembing diselarasikan dengan kecepatan yang tinggi. Kecepatan awalan yang relatif tinggi dan ditambah akselerasi dalam irama langkah membutuhkan kecepatan gerak serta koordinasi yang luar biasa dalam perubahan dari gerakan kaki kegerakan lari langkah menyilang. 
A. Cara Pegang Lembing
Cara memegang lembing yang terdiri dari tiga macam cara, seperti yang terdapatkan pada gambar di bawah ini:
                 1.    Cara Amerika   2. Cara Firlandia  3. Cara pegang Swedia
Di lihat dari gambar (1) Cara Amerika jari telunjuk dan ibu jari memegang dibelakang tali lilitan ikatan lembing, sedangkan jari jari yang lain turut melingkar diatas lilitan bidang lembing. (2) Cara Firlandia pegangan lembing pada bagian belakang lilitan dengan jari tengah dan ibu jari, sedangkan telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong kearah yang biasanya, dan jari-jari lain juga telapak tangan melingkar diatas lilitan batang lembing. (3) Cara pegang Swedia dilakukan dengan cara cengkraman lembing dipegang antara jari telunjuk dan jari tengah, juga jari-jari lain dan telapak tangan ikut melingkar di atas lilitan batang lembing.
Di dalam penekanan pegangan lembing di fokuskan pada: a). pegangan harus kuat terhadap lilitan belakang tali ikatan lembing. b). pegangan harus dibuat sedemikian sehingga lembing terletak memanjang dalam telapak tangan. c). Jari-jari yang tidak memegang lilitan belakan lembing harus menekan firm melingkari tali ikatan lembing. d). Tangan pelempar harus tegang keras selama gerakan melepas lembing. 

2.4.1      B. Lari awalan
Teknik membawa lembing, semua pelempar membawa lembing diatas bahu samping telinga dan kepala akan menuju ke arah lari lemparan lembing. Posisi ini telapak tangan pelempar menghadap kelangit. Cara membawa lembing demikian membuat otot-otot dan pergelangan tangan, siku dan bahu dalam keadaan rilek dan mempermudah gerakan lari tanpa hambatan. Terlihat pada gambar di bawah ini.
Seorang atlet berlari sambil membawa lembing di atas bahu dengan lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap keatas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis parallel dengan tanah, lari awalan sepanjang yang sudah ditentukan dengan akselerasi yang cepat dan harus dalam garis lurus. Lari awalan lempar ini terbagi dalam dua bagian utama yaitu lari bagian persiapan berlangsung sejak start lari sampai saat penarikan lembing dan lari bagian akhir sejak penarikan lembing sampai posisi melepaskan lembing. Lari awalan harus menjaga keseimbangan sepanjang jalur awalan, dengan pinggang dipertahankan tetap tinggi dan berat badan ditumpukan kepada telapak kaki. Lengan bebas berlawanan dengan gerakan kaki, lengan yang membawa lembing tetap di atas bahu dan disamping telinga dan kepala, ditekuk dan diluruskan dengan lembut pada sendi siku, untuk menjaga keseimbangan lembing. 

C. Langkah Menyilang
Sejak kaki kiri menginjak tanah dekat check mark dan saat kecepatan dipertahankan, kaki kanan malangkah menyilang ke depan kaki kiri. Untuk membantu menggerakkan kaki mendahului badan, memiringkan tubuh dan membawa bahu dan tangan yang memegang lembing sejauh mungkin kebelakang. Tujuan yang paling penting dalam langkah menyilang adalah untuk menciptakan tegangan busur yang optimal. Mengoptimalkan panjang dari langkah penguatan dengan menahan lembing di belakang, suatu transfer pemindahan impuls yang efektif telah diciptakan dalam gerakan pelepasan lembing.
Posisi akhir dari langkah silang kaki kiri melangkah ke luar dengan posisi melempar yang lebar dengan tumit menyentuh permukaan terlebih dahulu. Pinggul berputar kekanan sehingga pinggul kiri diarahkan kelemparan. Kaki yang berada di belakang ditekuk pada lutut. Tubuh dicondongkan ke belakang dan tangan yang melempar diluruskan sepenuhnya. Terlihat pada gambar dibawah ini:
D.  Lemparan
Lepasan lemparan, lutut kanan diputar dengan kuat ke arah lemparan dan memaksa pinggul bergerak ke arah yang sama. Pinggul diikuti oleh dada, didorong ke depan dengan paksa sehingga tubuh menjadi seperti busur.  Tangan yang membawa lembing bertindak sebagai ujung pecut yang ditarik kedepan pada kecepatan tinggi di atas bahu. Tarikan akhir dari lengan bersamaan dengan berakhirnya tarikan tangan kiri. Tubuh digerakkan ke atas kaki kiri yang lurus, dan lembing dilepaskan dari atas kepala pelempar. Terlihat pada gambar dibawah ini:


2.4.1        E. Follow Through
Posisi tubuh setelah lembing lepas, pelempar terus bergerak ke depan dengan membawa kaki kanan ke depan dan menempatkannya di depan kaki kiri. Gerakan akhirtungkai akan menahan gerakan badan ke depan agar keseimbangan badan dapat dipertahankan untuk mencegah atlet melakukan pelanggaran. Terlihat pada gambar dibawah ini:

Teknik Dasar Tolak Peluru

Tolak peluru adalah salah satu cabang atletik tepatnya cabang lempar yang sering ikut dalam perlombaan. Tidak sepopuler olahraga permainan, tapi tetap saja banyak atlet yang tumbuh di olahraga ini. Olahraga ini lebih mengarah ke kekuatan dan keseimbangan serta hal-hal lain yang menunjang dalam melakukan tolak peluru.

Teknik dasar tolak peluru adalah pokok kajian kita kali ini, teknik dasar tolak peluru mungkin mudah jika hanya kita pahami dalam bentuk teori, tapi sulit dalam praktek. Tapi akan lebuh mudah melakukan praktek jika telah memahami teori teknik dasar tolak peluru sebelumnya.
ads 

Teknik Dasar Tolak Peluru

Teknik dasar tolak peluru terbagi atas teknik memegang peluru, teknik awalan dan gaya melontar/menolak peluru.
Teknik Dasar Tolak Peluru yang Benar
Teknik Dasar Tolak Peluru yang Benar

Teknik Memegang Puluru

Peluru diletakkan pada pangkal ujung jari. Telapak tangan, jari telunjuk, jari tengah, dan jari kelingking adalah titik tolak yang utama dan membantu dalam menolak.
  • Jari-jari tidak boleh berjauhan, jari kelingking dan ibu jari menjaga peluru agar tidak jatuh.
  • Peluru diletakkan di depan bahu (pada tulang selangka dan leher)
  • Siku diangkat setinggi bahu, peluru menempel pada tulang rahang bagian bawah.

Tolak peluru dengan awalan menyamping (Gaya Orto-dock)

  • Sikap awal berdiri menyamping dengan sektor tolakan berada di sektor kiri tubuhnya, lutut kaki kanan ditekuk, sedangkan kaki kiri diluruskan ke belakang. Berat badan berada pada kaki kanan dengan pandangan mata ke depan.
  • Tangan kanan memegang peluru yang diletakkan di atas bahu kanan menempel pada rahang., sedangkan tangan kiri diangkat ditekuk di depan wajah kiri berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
  • Gerakkan akan menolak kaki kiri diangkat kemudian diputarkan ke arah kiri sebanyak 2-3 kali putaran kemudian kaki kiri berpijak di sebelah kaki kanan.
  • kaki kiri digeser ke samping kiri sambil kaki kanan juga digeser mengikuti arah kaki kiri bergeser
  • Waktu kedua kaki bergeser ke kiri, peluru dilemparkan dengan cara tangan kanan yang memegang peluru didorong ke arah depan atas, jalannya peluru membentuk parabola diikuti pandangan mata arah jalannya peluru.
  • Sikap akhir, berat badan berada di kaki kanan diusahakan tubuh tidak keluar dari lingkaran.

Tolak Peluru awalan membelakangi tolakan (Gaya O'Brien)

  • Sikap awal, berdiri membelakangi sektor tolakkan dengan berat badan ada di kaki kanan sambil tubuh dibungkukkan.
  • kaki kiri berada dibelakang sedikit terangkat, tetapi ujung kaki masih berpijak dengan tanah.
  • Tangan kanan memegang peluru yang diletakkan di atas bahu yang menempel dengan daun telinga, sedangkan tangan kiri ditekuk ke atas menyilang di atas wajah.
  • Gerakannya, tubuh dalam keadaan rendah penuh kombinasi, sambil kaki kiri diayun-ayunkan ke depan dan ke belakang kemudian peluru ditolakkan.
  • Pada waktu menolakkan peluru diikuti berat badan diputar ke belakang sambil kaki digeser ke belakang.
  • Posisi akhir, setelah peluru ditolakkan dengan keras yang diikuti pandangan mata, kemudian berat badan ganti pada kaki kiri.
  • Keseimbangan tubuh tetap dijaga agar tidak terpental ke luar lingkaran.
Setelah mengetahui teknik dasar tolak peluru, selanjutnya tugas Anda untuk mempraktikkanteknik dasar tolak peluru yang benar. Semoga membantu

Teknik Dasar Lompat Jauh

Lompat jauh dapat dilakukan dengan beberapa jenis gaya, salah satunya gaya berjalan di udara. Gaya ini disebut juga gaya menendang. Dengan gerakan kaki yang memutar ke depan atau berjalan saat melayang di udara akan memudahkan pelompat dalam mempersiapkan pendaratan.


Dalam melakukan gaya ini, tungkai diayun dengan kuat tinggi ke depan. Pada saat melakukan tolakan, tungkai lurus ke bawah dan dibawa ke belakang badan dengan lutut ditekuk. Gerak tungkai ayun masih terangkat sampai posisi horizontal, sehingga posisi kedua tungkai terlihat seperti sedang berjalan atau berlari. Kemudian, tepat sebelum mendarat, tangan dibawa ke belakang tubuh dan diayunkan ke depan dengan kuat, sementara kaki dipersiapkan untuk mendarat. 

1.  Teknik Dasar Lompat Jauh 
Keseluruhan rangkaian gerak teknik  lompat jauh terbagi dalam  awalan, tolakan, melayang di udara, dan pendaratan. Teknik-teknik dasar  ini harus dikuasai dengan baik untuk mendapatkan koordinasi gerak yang baik sehingga menghasilkan jarak lompatan yang jauh.

a.   Awalan
Awalan lari dilakukan dengan meningkatkan kecepatan lari, tetapi masih terkendali untuk melakukan tolakan. Pada saat mendekati papan tolakan, yaitu sekitar 3–5  langkah  terakhir dipersiapkan untuk mengalihkan kecepatan gerak horizontal (lari awalan) kepada kecepatan vertikal (tolakan) dengan langkah yang terakhir pendek. 

b.  Tolakan
Tolakan dilakukan sebagai tahap pengalihan telapak kaki tolak untuk lepas landas. Tujuannya, yaitu menghasilkan gerak mengangkat tubuh ke atas untuk gerak melayang di udara. Saat akan melakukan tolakan, kaki tolak sedikit dibengkokkan, menapakkan kaki, dan meluruskan tungkai untuk lepas landas. Gerakan tolakan memerlukan kecepatan, kekuatan, dan koordinasi gerakan yang memadai sehingga gerakannya lebih efektif.

c.   Melayang di Udara
Gerakan kaki yang berjalan selama melayang di udara akan memudahkan Anda untuk mempersiapkan pendaratan yang baik. Hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan gerak melayang di udara adalah sebagai berikut.
  1. Memelihara keseimbangan badan saat melayang.
  2. Mengusahakan tahanan udara sekecil mungkin.
  3. Mengusahakan melayang di udara selama mungkin.
  4. Mempersiapkan kaki untuk pendaratan.

Teknik Dasar Lompat Jauh

Gambar: Lompat jauh gaya melayang di udara

d.  Pendaratan
Pendaratan dilakukan dengan persiapan menundukkan kepala, mengayun lengan, dan membawa pinggang ke depan. Dengan demikian, pada saat pendaratan, anggota badan yang lain tidak menyentuh pasir lebih belakang daripada kaki. Apabila harus menyentuh pasir, perkenaan dengan pasir harus lebih depan dari kaki. 

Untuk meningkatkan kemampuan penguasaan teknik  lompat jauh, Anda harus memerhatikan faktor-faktor yang menentukan hasil lompatan seseorang, di antaranya sebagai berikut.
  1. Penentuan jarak awalan yang tepat
  2. Penentuan irama lari awalan
  3. Kemampuan menolak dan lepas landas
  4. Kemampuan gerak melayang
  5. Kemampuan gerak pendaratan


2.  Peraturan Dasar Lompat Jauh
Berikut ini beberapa peraturan dasar dalam lompat jauh.

a.  Lintasan Lari Awalan
Panjang lintasan lari awalan minimal 40 m, sementara lebarnya minimal 1,22 m dan maksimal 1,25 m. Lintasan dibatasi dengan garis putih selebar 5 cm di sebelah kanan dan kirinya.

b.  Papan Tolak
Papan tolak berbentuk segi empat, terbuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dan di cat putih. Papan tolakan ditanam tidak kurang dari 1 meter dari tepi dekat tempat pendaratan. Jarak papan tolak dengan sisi terjauh dari tempat pendaratan minimal 10 m. 
Ukurannya adalah sebagai berikut.
Panjang =1,21–1,22 m
Lebar =1,98–2,02 dm
Tebal   =1,00 dm
Teknik Dasar Lompat Jauh

Gambar: Lintasan lari awalan lompat jauh

Papan tolak harus ditanam di tanah, bagian atasnya rata dengan tanah lintasan lari dan tempat pendaratan. Di belakang garis tolakan dipasang papan plastisin atau bahan lain yang sesuai, yang berfungsi sebagai pencatat injakan kaki pelompat yang salah dan membekas di papan tersebut.

c.  Bak Pendaratan
Lebar bak pendaratan minimal 2,75 m. Bak pendaratan harus diisi dengan pasir yang lembut dan basah. Permukaan atasnya harus datar dan rata dengan permukaan papan tolak.

3.  Peraturan Perlombaan Lompat Jauh
Dalam perlombaan  lompat jauh, terdapat beberapa aturan khusus sebagai berikut.

a.  Jika  jumlah peserta lebih dari 8 peserta, tiap peserta diberi tiga kali kesempatan melompat dan kemudian diambil 8 pelompat dengan hasil lompatan terbaik. Jika hasil lompatan yang sama pada urutan yang kedelapan, maka diberikan tiga kali kesempatan lompatan kepada masing-masing pelompat.  Jika  jumlah peserta 8 orang atau kurang, setiap peserta diberikan 6 kali kesempatan lompatan.

b.  Seorang pelompat dinyatakan gagal apabila melakukan hal-hal berikut.
  • Menyentuh tanah di belakang garis batas tumpuan dengan bagian tubuh manapun,  baik  sewaktu membuat  ancang-ancang  lompat maupun sewaktu lari kencang tanpa membuat tolakan.
  • Menolak dari luar ujung balok tumpuan, baik sebelum maupun sesudah garis perpanjangan garis tumpuan.
  • Pada waktu mendarat,  pelompat menyentuh  tanah  di  luar zona pendaratan atau bak lompat sebelum melakukan pendaratan yang benar pada bak pendaratan.
  • Sesudah melompat dengan sempurna, pelompat berjalan balik melalui bak lompat.
  • Mendarat dengan melakukan suatu gerakan salto.


c.  Semua lompatan harus diukur dari tempat bekas pendaratan di bak lompat ke balok tumpuan. Cara pengukuran harus tegak lurus dengan garis tumpuan atau perpanjangannya. Pengukuran dilakukan dari sisi bekas pendaratan yang terdekat dengan balok tumpuan lalu ditarik lurus ke sisi balok tumpuan yang dekat dengan bak lompat